Mobil keluaran terbaru saat ini sudah menggunakan sistem pendinginan yang berbeda dengan mobil di era 90an hingga awal 2000an. Sehingga penggunaan air biasa sangat tidak disarankan untuk mengisi sistem radiator pada mobil keluaran terbaru.
Sebagai alternatif, ada cairan pendingin khusus yang disebut coolant, yang mengandung konsentrat untuk menurunkan suhu mesin pada kendaraan modern. Semua pabrikan otomotif Indonesia sudah merekomendasikan coolant sebagai air radiator mobil yang tepat. Namun, terkadang pemilik mobil lmencari alternatif yang lebih murah dan mudah didapatkan biasanya menjadi pilihan sebagian besar pemilik mobil, yaitu air mineral yang tentu bisa berakibat negatif pada mesin.
Coolant memang dirancang khusus supaya titik didihnya lebih tinggi sehingga tidak mudah menguap dan menyebabkan karat. Sementara pada air mineral, tidak memiliki sifat yang sama seperti coolant. Titik didihnya lebih rendah sehingga lebih mudah menguap. Karena itu, ada dampak negatif yang dapat terjadi saat menggunakan air mineral sebagai air radiator.
Dampak Penggunaan Air Mineral Pada Radiator Mobil
Penggunaan air mineral sebagai cairan pendingin pada radiator mobil memiliki potensi membuat mesin overheat dan merusak komponen mesin lainnya. Air mineral dapat menyebabkan korosi pada radiator karena mengandung zat penyebab karat, menghambat tarikan mesin, dan mengganggu kinerja sistem pendingin mobil karena bisa menyebabkan endapan pada mesin pendingin. Hal ini juga dapat menggangu sistem lainnya seperti pompa air, thermostat, hingga kemungkinan juga akan menyumbat radiator.
Follow Tunas Daihatsu Official Socials:
Instagram: @tunas.daihatsu
TikTok: @tunas.daihatsu
Youtube: Tunas Daihatsu Official
Comments