Shockbreaker menjadi salah satu komponen penunjang kenyamanan untuk kendaraan. Biasanya, bagian dari kaki-kaki mobil ini berumur panjang atau tidak mudah rusak jika berkendara pada medan yang normal dengan kebiasaan mengemudi yang baik. Akan tetapi, seperti halnya komponen yang lain, shockbreaker juga memiliki usia pakai dan daya redamnya pun semakin berkurang seiring dengan pemakaiannya.
Ada tanda-tanda kerusakan shockbreaker yang bisa kita lihat dari bentuk fisiknya, seperti contohnya munculnya cairan yang keluar pada tabung shockbreaker. Jika muncul tanda tersebut, dapat disimpulkan shockbreaker Sahabat sudah mengalami kebocoran. Kebocoran oli dapat terlihat di batang AS dan seal shockbreaker yang menjadi lebih lembab. Pergerakan shockbreaker kemudian akan semakin terhambat saat oli habis.
Masalah akan muncul jika pergerakan shockbreaker tidak hanya berfungsi sebagai fluida hidrolik, namun juga berfungsi sebagai pelumas. Alternatif yang bisa dilakukan adalah penyuntikkan oli untuk menambah volumenya.
Shockbreaker yang sudah berumur juga bisa kita rasakan saat berkendara. Shockbreaker 'mati' umumnya terasa gejalanya saat berkendara di jalan begelombang dengan muncul bunyi jeduk-jeduk hingga guncangan layaknya naik perahu. Hal tersebut terjadi akibat daya redam kejut yang sudah berkurang dan tersisa per-nya saja. Salah satu penyakit mobil yang melebihi muatan adalah shock amblas. Lebih jauh, jika terlalu sering menahan banyak muatan gesekan-gesekan shockbreaker lama-lama akan panas, sehingga bisa melelehkan plastik klep-klep di dalam dan menghambat redam kejut
Apabila sudah amblas, shockbreaker tidak bisa lagi kembali ke posisi atau kondisi awal. Solusi terbaik adalah dengan segera mengganti dengan shockbreaker yang baru.
Untuk mengetahui kondisi shockbreaker mobil Sahabat, jangan lupa untuk servis kendaraannya secara rutin ya! Booking service secara online di sini.
Follow Tunas Daihatsu Official Socials:
Instagram: @tunas.daihatsu
TikTok: @tunas.daihatsu
Youtube: Tunas Daihatsu Official
Comments